Sima’an Alquran adalah tradisi membaca, menyimak, dan mendengarkan pembacaan ayat-ayat suci Alquran. Ada yang membaca dan ada yang menyimak. Sima’an Alquran telah menjadi tradisi amaliyah/amalan yang masyhur dilaksanakan oleh penghafal Alquran karena didalamnya terkandung rahmat dan bernilai ibadah bagi yang menjalankan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sima’an berasal dari kata simak, menyimak, yang artinya adalah mendengarkan/memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Dalam Bahasa arab kata sima’an berasal dari kata sami’a. Istama’a, yastami’u (dalam beberapa varian kata). Dalam Alquran dinyatakan:
dan apabila dibacakan Alquran maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.(Q.S Al A’raf: 204)
Dalam ayat di atas, ada perintah, apabila dibacakan ayat-ayat Alquran oleh siapa pun maka dengarkanlah dengan penuh perhatian, dan diamlah sambil memperhatikan tuntunan-tuntunanya dengan tenang agar kamu mendapat rahmat dari allah SWT.
Apakah pahala mendengarkan Alquran sama dengan pahala orang yang membaca Alquran?
Allah berfirman:
ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka melakukan tadabbur terhadap ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran (Q.S shad:29)
Nabi Muhammad saw juga suka mendengarkan Alquran yang dibacakan oleh para sahabat. Seperti yang diriwayatkan dari ibnu mas’ud r.a: “Ya Rasulullah, saya membaca Alquran didepan anda, padahal Alquran diturunkan kepada anda” dan nabi menjawab, “Aku senang mendengarkan Alquran dari bacaan orang lain.”
Dari firman allah SWT dan hadist nabi di atas, sudah cukup menjadi bukti bahwa memperhatikan Alquran merupakan amal yang besar. Sesungguhnya diantara tujuan Alquran diturunkan adalah untuk direnungi ayat-ayatnya.
Dalam praktiknya, penyimak bacaan Alquran dalam sima’an mengambil sikap diam, cenderung khusyu dan mengedepankan pandangan mata tertuju pada rangkaian ayat-ayat Alquran. Meskipun tampak terdiam, sejatinya para penyimak bacaan Alquran cenderung ikut melafalkan dengan suara yang lirih atau bisa jadi didalam hati.
Antara pandangan mata dan pendengaran yang terjaga, para penyimak sima’an Alquran dalam tempo tertentu dapat mengoreksi bacaan ayat-ayat Alquran yang kurang pas/keliru saat dibaca oleh pembaca Alquran. Bagi para penghafal Alquran Sima’an dan murajaah adalah senjata untuk memperlancar dan memperbaiki hafalannya.
Penulis : Bapak Priyo Wibowo, S.Hum sebagai koordinator Guru Tahfidz SDIT Salsabila 3 Banguntapan